Any Sulistyowati & Fransiska DamarratriPada tanggal 18 Februari 2017 yang lalu KAIL menyelenggarakan pelatihan Cara Berpikir Sistem
(Systems Thinking) untuk pengembangan organisasi dan komunitas. Pelatihan tersebut diselenggarakan di Rumah KAIL, mulai pukul 8.30 pagi sampai jam 17.30 sore.
Bertindak sebagai tim trainer adalah Melly Amalia (Melly), Deta Ratna Kristanti Iswari (Deta) dan Kukuh Samudra (Kukuh). Ketiganya merupakan para
trainer Systems Thinking dari KAIL. Selain mereka bertiga, pelatihan ini juga didukung oleh para relawan KAIL yaitu Dhitta Puti Sarasvati (Puti) yang bertindak sebagai notulis, Dhila Baharudin N.H dan Sally Sari Anom yang bertindak sebagai dokumentasi foto dan video, serta Fine Astuti yang bertindak sebagai relawan konsumsi.
Pelatihan ini dihadiri oleh 20 orang peserta (11 laki dan 9 perempuan) perwakilan dari berbagai LSM, komunitas, sekolah dan perorangan. Selama pelatihan ini, para peserta dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mengangkat permasalahan salah satu organisasi peserta untuk dibahas sebagai kasus penerapan materi pelatihan. Kasus-kasus yang dibahas oleh masing-masing kelompok adalah: Majalah Ganesha ITB, Sekolah Nur Al-Hiraa Bekasi, SMPN Terbuka 8 Bandung - TKB Firdaus, serta Kepulauan Kei. Setiap kelompok didampingi oleh seorang mentor yaitu Debby Josephine (Debby), Fransiska Damarratri (Siska), Kukuh samudra (Kukuh), dan Deta Ratna Kristanti Iswari (Deta).
Dalam pembahasan kasus-kasus ini, peserta menggali permasalahan dan harapan dari organisasi tersebut. Setelah itu mereka merumuskan indikator-indikator dari permasalahan-permasalahan dan harapan-harapan dari organisasi tersebut. Mereka juga menggambarkan kecenderungan perilaku terhadap waktu dari indikator-indikator tersebut dalam bentuk grafik-grafik
BOT (behaviour overtime diagram). Setelah itu mereka memetakan indikator-indikator tersebut dalam sebuah hubungan sebab akibat yang disebut
CLD (causal loop diagram). Melalui analisis CLD ini peserta kemudian dapat mencari leverage points dan menyusun strategi intervensi sistem kompleks untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh organisasi tersebut.
Selain menerapkannya di dalam kasus, para trainer dan fasilitator juga menggunakan berbagai metode lainnya seperti ceramah, misalnya untuk materi Pengantar Cara Berpikir Sistem dan Strategi Intervensi Sistem Kompleks; dan berbagai permainan dan simulasi, misalnya permainan segitiga untuk memperkenalkan konsep leverage points dan permainan living loops untuk memperagakan contoh perilaku sistem dengan umpan balik positif (reinforcing loops) dan negatif (balancing loops).
Selama pelatihan ini, disajikan berbagai menu makanan sehat yang disiapkan oleh staff dan relawan KAIL. Sebagai sumber karbohidrat, peserta dapat memilih nasi, nasi jagung atau kombinasinya. Ada pepaya hasil kebun KAIL yang diolah menjadi sayur pepaya kuah santan yang enak dan gurih. Ada tahu dan tempe goreng, telur belado dan bakwan jagung yang sedap. Juga lalapan timun. Pada sesi rehat, peserta dapat menikmati tahu isi, lontong sayur, keripik makaroni dan keripik jengkol. Juga tersedia beras kencur yang sedap. Seluruhnya adalah produk makanan lokal buatan staff, relawan dan tetangga di sekitar Rumah KAIL.
Peserta sangat antusias mengikuti seluruh proses pelatihan ini. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan menarik selama pelatihan. Pada saat sesi berakhir, mereka pulang dengan wajah puas dan bahagia.
***