Kontributor: Irfan Nasrullah (Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB)
Kuncup Padang Ilalang (KAIL) kembali mengadakan pelatihan Systems Thinking atau Cara Berpikir Sistem (CBS) pada tanggal 12 November 2016. Kegiatan ini diselenggarakan di Simpul Space, Jalan Taman Cibeunying Selatan no. 3 Bandung bekerja sama dengan Bandung Creative City Forum (BCCF). Tiga belas belas orang peserta mengikuti pelatihan ini hingga akhir. Latar Belakang peserta beragam, ada yang ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga aktivis lingkungan.
Pelatihan CBS merupakan kegiatan rutin KAIL yang dibuka untuk para pegiat dari berbagai perkumpulan, kampus, dan organisasi lain, untuk meningkatkan kapasitas mereka. Menariknya pada kegiatan CBS kali ini, KAIL mengusung tema lingkungan. Seperti dikatakan Any Sulistyowati, Koordinator KAIL, "Kasus lingkungan diberikan agar cara berpikir sistem ini dapat diimplementasikan secara kongkret oleh peserta untuk permasalahan lingkungan yang menjadi kepedulian mereka."
Pelatihan CBS kali ini dipandu oleh tim fasilitator KAIL, yaitu Debby Josephine, Melly Amalia, Kukuh Samudra, Inas Nabilah Ridhoha, dan Tien Widyaningrum. Sebagai tim logistik adalah Riska R. Safitri dari BCCF.
Kegiatan Pelatihan CBS dilaksanakan dengan berbagai metode, di antaranya dengan simulasi berkelompok, ceramah dan diskusi serta praktek dengan menggunakan kasus yang menjadi kepedulian peserta. Masing-masing peserta mulanya ditanya mengenai isu lingkungan yang menjadi perhatian terbesarnya. Dari proses penggalian informasi tersebut, terdapat empat isu utama yang menjadi perhatian masing-masing peserta, yaitu: Energi Baru-Terbarukan, Banjir, Ketahanan Pangan, dan Sampah. Ketigabelas orang peserta lalu dibagi ke dalam empat kelompok tersebut. Di dalam kelompok itulah mereka menerapkan cara berpikir sistem untuk persoalan lingkungan yang menjadi kepedulian mereka.
Cara berpikir sistem dapat digunakan antara lain sebagai metode analisis permasalahan yang meliputi hubungan sebab-akibat secara sistematis sehingga dapat memecahkan permasalahan strategis secara tepat.
"Cara berpikir sistem merupakan metode yang memecahkan masalah tanpa menimbulkan masalah," ujar Kukuh Samudra sebagai pemateri yang juga aktif sebagai relawan KAIL.
Organisasi nirlaba untuk peningkatan kapasitas individu & organisasi untuk proses perubahan sosial.
[INFO KEGIATAN] Hari Relawan KAIL
Relawan, sebagai jantung dari keberhasilan Kail, memompa aliran-aliran pergerakan yang berkontribusi untuk perubahan dunia yang lebih baik.
Untuk merayakan kebersamaan dan meningkatkan kualitas diri sebagai agen perubahan, Kail mengundang rekan-rekan relawan untuk menghadiri:
Hari Relawan Kail 2016.
26 November ‘16 pukul 15:00
s.d. 27 November ’16 pukul 15:00
di Rumah Kail
Kp. Cigarukgak RT 02/RW 12,
Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung (Masuk dari Jl. Cijambe)
Peta lokasi dapat dilihat di bit.ly/rumahkail
Mari mengikuti kegiatan bersama seperti berbagi ide, berkebun, berjalan-jalan di sawah, olahraga pagi, serta memasak dan bernyanyi.
Kehadiran rekan-rekan sangat diharapkan. Mari mendaftar melalui formulir pada link bit.ly/HariRelawanKail.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi
Fransiska Damarratri: 0838-6701-7087 (WA/Telepon/SMS)
:[INFO KEGIATAN] Pelatihan Cara Berpikir Sistem KAIL-BCCF
Sabtu, 12 Nov 2016
Pk. 08.00-17.00 WIB
Di BCCF- Simpul Space #3
Jalan Taman Cibeunying Selatan No 5
Bandung
Kontribusi:
Rp 100.000 (aktivis/mahasiswa/pekerja sosial)
Rp 200.000 (umum)
Bagi yang berminat, silahkan daftar di http://bit.ly/systemthinking2
Info: 085220408974
Sampai jumpa!
[INFO KEGIATAN] Hari Belajar KAIL : Belajar Meramu Jamu Tradisional
Mari Belajar Bersama Meramu Jamu Tradisional dan mengetahui khasiatnya di Hari Belajar KAIL, bersama Mbak Nunun Tjondro dari @djamoe.id.
Hari, tanggal : Minggu, 6 November 2016
Pukul : 09.00 - 11.00
Tempat : Rumah Kail, Kampung Cigarugak, RT 02 RW 12, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung (Masuk dari jalan Cijambe). https://bit.ly/rumahkail
Informasi & Pendaftaran : Melly Amalia 0821 2600 3635 (SMS/WA)
Kontribusi : Rp 25.000 (termasuk snack dan oleh-oleh jamu)
Harap membawa wadah botol atau tumbler untuk menyimpan jamu sebagai oleh-oleh minuman sehat bagi keluarga Anda.
Jangan sampai ketinggalan yaa!
[INFO KEGIATAN] Hari Belajar Anak KAIL: Bermain Lipat-lipat
di Hari Belajar Anak KAIL
Minggu, 23 Oktober 2016
Pk 09.00 - 12.00
di Rumah KAIL
Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung
(peta/lokasi: http://bit.ly/rumahkail)
Kontribusi: Rp 15.000/anak (sudah termasuk bahan berkarya + snack sehat)
Pendaftaran: Debby 0812-2426-1972 (WA/SMS)
Tim Trainer KAIL Membawakan Systems Thinking Workshop di BCCF
Pada tanggal 1 Oktober 2016 yang lalu KAIL bekerja sama dengan Simpul Space BCCF menyelenggarakan Systems Thinking Workshop. Workshop tersebut bertempat di Simpul Space BCCF yang terletak di Jalan Cibeunying Selatan no 5 Bandung dan berlangsung mulai jam 8.30 pagi sampai jam 17.30 sore. Tema yang diusung dalam workshop kali ini adalah Pendidikan. Workshop tersebut dihadiri oleh 22 peserta perwakilan dari berbagai komunitas, sekolah dan perorangan.
Bertindak sebagai tim trainer adalah Deta Ratna Kristanti Iswari (Deta), Kukuh Samudra (Kukuh) dan Debby Josephine (Debby). Ketiganya merupakan para trainer Systems Thinking dari KAIL. Selain mereka bertiga, workshop ini juga didukung oleh para relawan mahasiswa, yaitu Habib, Farhan dan Hana dari ITB. Habib dan Farhan bertindak sebagai mentor kelompok, sementara Hana bertindak sebagai relawan notulen.
Dalam workshop ini, para peserta diperkenalkan dengan konsep dasar Systems Thinking (Cara Berpikir Sistem) dan mempraktekkannya sebagai alat perencanaan strategis. Untuk memastikan peserta memahami materi dan dapat mempraktekkan Cara Berpikir Sistem, para peserta dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing didampingi oleh seorang mentor. Masing-masing kelompok memilih tema yang akan diangkat sebagai kasus untuk dibahas bersama. Tema-tema yang diangkat oleh masing-masing kelompok adalah: pendidikan keluarga, guru ideal, pola pikir dan karakter anak, serta individual learning.
Metode yang digunakan dalam workshop ini sangat beragam. Ada ceramah kerangka konseptual yang serius, diselingi dengan permainan-permainan asyik yang membuat konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami, dan diikuti dengan praktek langsung penerapan konsep di dalam konteks yang dipilih masing-masing kelompok. Peserta sangat antusias mengikuti seluruh proses workshop ini. Pada saat sesi berakhir, mereka pulang dengan wajah bahagia.
Panen Telur Bebek dari Kebun KAIL
Bebek-bebek di Kebun KAIL |
A Ujang, tetangga Rumah KAIL yang mengurus bebek-bebek itu. Ia bertugas memberi makan bebek-bebek itu dua kali sehari. Makanannya beraneka ragam, mulai dari dedak, jagung, sisa nasi dan sayuran serta keong-keongan. Kadang-kadang staff KAIL juga mampir memberi makan bebek-bebek itu dengan sisa makanan yang dibawa dari rumah.
Awalnya, bebek-bebek ini jarang bertelur. Biasanya mereka tidak bertelur ketika sedang berganti bulu. Setelah diamati, frekuensi bertelur kemungkinan dipengaruhi oleh jumlah serta jenis pakan dan kualitas kebahagiaan bebek-bebek tersebut. Dua bulan terakhir, mereka sudah mulai rajin bertelur. Mungkin ini akibat pakan keong-keongan yang ditangkap A Ujang dari sawah.
Panen Telur Bebek |
Rasa telur bebek itu enak sekali. Bisa direbus, bisa digoreng. Bisa juga diasinkan dulu. Kuningnya bulat dan besar. Rasanya gurih dan lezat. Telur ini juga bisa digunakan untuk campuran membuat aneka kue atau olahan makanan lainnya.
Mudah-mudahan dengan semakin rajin bebek-bebek itu bertelur, makin banyak orang bisa menikmati telur bebek yang sedap itu. Terima kasih, bebek-bebek!
[INFO KEGIATAN] Hari Belajar Anak : Kisah Sang Jatayu
Hari Belajar Anak KAIL
Kisah Sang Jatayu
Minggu, 25 September 2016
Pk 09.00 - 12.00
di Rumah KAIL
Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung
(peta/lokasi: http://bit.ly/rumahkail)
Kontribusi: Rp 15.000/anak (sudah termasuk bahan berkarya + snack sehat)
Pendaftaran: Debby 0812-2426-1972 (WA/SMS)
Kenikir di Kebun KAIL
Oleh: Any Sulistyowati
Pernahkah kalian makan urap? Urap adalah sejenis makanan yang terdiri dari berbagai sayur mayur yang diberi parutan kelapa muda berbumbu. Nah, salah satu jenis sayur yang enak sekali dibuat urap adalah daun kenikir. Daun kenikir untuk urap ini bukanlah sembarang kenikir. Kenikir yang dimaksud adalah kenikir yang bunganya kecil-kecil dengan mahkota berwarna merah jambu di bagian luar dan putih di bagian tengahnya. Putiknya berwarna kuning jingga.
Selain untuk urap, kenikir juga memiliki fungsi yang lain. Tanaman ini juga sering ditanam sebagai pengusir serangga karena baunya yang khas. Jenis-jenis kenikir yang juga sering ditemukan adalah yang bunganya berwarna jingga dan kuning. Bunga kenikir jenis ini tidak dimakan daunnya.
Cara menanam kenikir mudah sekali. Bunganya yang sudah tua akan menghasilkan biji. Biji-biji yang kering akan jatuh di tanah dan tumbuh menjadi pohon kenikir baru. Di Kebun KAIL, sudah banyak kenikir-kenikir baru yang tumbuh dari biji-biji yang berjatuhan dari pohon kenikir yang pertama.
Pohon Kenikir |
Selain untuk urap, kenikir juga memiliki fungsi yang lain. Tanaman ini juga sering ditanam sebagai pengusir serangga karena baunya yang khas. Jenis-jenis kenikir yang juga sering ditemukan adalah yang bunganya berwarna jingga dan kuning. Bunga kenikir jenis ini tidak dimakan daunnya.
Cara menanam kenikir mudah sekali. Bunganya yang sudah tua akan menghasilkan biji. Biji-biji yang kering akan jatuh di tanah dan tumbuh menjadi pohon kenikir baru. Di Kebun KAIL, sudah banyak kenikir-kenikir baru yang tumbuh dari biji-biji yang berjatuhan dari pohon kenikir yang pertama.
Panen Jahe di Kebun KAIL
Sekitar 15 bulan yang lalu, Deta, Dhila dan Ibu Ela membuat bed di depan dapur Rumah KAIL. Bed tersebut dibuat sebagai sarana untuk berlatih praktek membuat kebun ala permakultur. Bed di depan dapur itu bertujuan untuk menyediakan bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk masak memasak. Kebanyakan yang ditanam adalah aneka rimpang-rimpangan seperti jahe, kunyit, kencur dan temu lawak.
Kalau dilihat dari atas, bed tersebut berbentuk seperti lubang kunci. Bagian yang seperti lubang kunci digunakan sebagai tempat untuk menanam, memelihara dan memanen; sementara bagian yang seperti lubang kunci bagian tentang digunakan untuk membuat rumah cacing. Setiap kali ada kegiatan KAIL, kami memasukkan banyak sisa makanan ke rumah cacing. Termasuk dalam kategori sisa makanan adalah aneka rupa biji-bijian. Tumbuhlah antara lain bibit-bibit pohon jeruk, nangka, manggis, alpukat, salak dan cabe rawit. Sebagian bibit tersebut telah dipindahkan ke tempat lain, sementara sisanya masih di bed tersebut.
Tidak terasa lebih setahun berlalu. Musim berganti, kemarau panjang yang mengeringkan seluruh isi bed disusul dengan musim hujan yang menumbuhkan daun-daun rimpang-rimpangan yang menghijau memenuhi bed. Kemudian, saat ini, kemarau datang lagi. Daun-daun rimpang mengering. Umbi-umbi bermunculan. Wah, ternyata umbi kecil mungil bertunas yang dulu ditanam, sekarang sudah tumbuh besar. Siap panen. Asyik! Rencananya, jahenya akan dibuat wedang jahe untuk melengkapi hidangan di salah satu kegiatan KAIL yang akan datang.
Kalau dilihat dari atas, bed tersebut berbentuk seperti lubang kunci. Bagian yang seperti lubang kunci digunakan sebagai tempat untuk menanam, memelihara dan memanen; sementara bagian yang seperti lubang kunci bagian tentang digunakan untuk membuat rumah cacing. Setiap kali ada kegiatan KAIL, kami memasukkan banyak sisa makanan ke rumah cacing. Termasuk dalam kategori sisa makanan adalah aneka rupa biji-bijian. Tumbuhlah antara lain bibit-bibit pohon jeruk, nangka, manggis, alpukat, salak dan cabe rawit. Sebagian bibit tersebut telah dipindahkan ke tempat lain, sementara sisanya masih di bed tersebut.
Tidak terasa lebih setahun berlalu. Musim berganti, kemarau panjang yang mengeringkan seluruh isi bed disusul dengan musim hujan yang menumbuhkan daun-daun rimpang-rimpangan yang menghijau memenuhi bed. Kemudian, saat ini, kemarau datang lagi. Daun-daun rimpang mengering. Umbi-umbi bermunculan. Wah, ternyata umbi kecil mungil bertunas yang dulu ditanam, sekarang sudah tumbuh besar. Siap panen. Asyik! Rencananya, jahenya akan dibuat wedang jahe untuk melengkapi hidangan di salah satu kegiatan KAIL yang akan datang.
[INFO KEGIATAN] Hari Belajar KAIL: Membuat Jus Enzim
Membuat Jus Enzim
Hari, Tanggal : Minggu, 11 September 2016
Narasumber : Takefumi Kobayashi
Lokasi : Rumah Kail, Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung (Masuk dari jalan Cijambe)
Peta lokasi : http://bit.ly/rumahkail
Kontribusi : Rp 20.000 (snack sehat dan jus enzim)
Info dan pendaftaran : Melly 0821 2600 3635 (SMS/WA)
TERBUKA UNTUK UMUM!
Peringatan HUT RI dan HUT KAIL 2016
Minggu, 28 Agustus 2016, Rumah KAIL tampak semarak sepanjang hari. Di pagi hari, anak-anak sudah berkumpul di halaman Rumah KAIL. Sekitar tiga puluh anak sudah berkumpul sejak jam sembilan pagi. Mereka ingin mengikuti kegiatan Hari Belajar Anak KAIL (HBA). Tidak seperti kegiatan HBA yang setiap bulan yang diisi dengan satu kegiatan, di hari istimewa ini, mereka mengikuti dua kegiatan. Ya, hari ini HBA dilaksanakan bertepatan dengan peringatan ulang tahun KAIL ke-14 dan HUT RI ke-71.
Satu kegiatan berlangsung di perpustakaan anak di lantai atas dan satu lagi di ruang pertemuan lantai bawah. Di lantai atas mereka mendengarkan dongeng yang diikuti dengan kegiatan membuat boneka monyet dari koran bekas dan kertas samson coklat. Kegiatan ini difasilitasi oleh Kak Claudine Patricia, Kak Sarita Rahmi Listya, Kak Komariyah Aida dan Kak Ayu ‘Kuke’ Wulandari dari Kelompok Dongeng Bengkimut. Di lantai bawah, mereka melakukan kegiatan masak memasak didampingi Kak Terra Kurnia Desita dari Lentera Anak Bumi (Labu) yang dibantu oleh kakak-kakak relawan KAIL, Kak Noviana Bana Fitrah dan Kak Eugenia Rakhma. Mereka memasak jagung letup atau popcorn. Masing-masing kegiatan berlangsung selama kira-kira satu jam dan kemudian mereka saling bertukar. Setelah selesai kegiatan, mereka makan bersama tumpeng awug istimewa untuk peringatan ulang tahun.
Kakak-kakak dari Bengkimut mendongeng untuk anak-anak di Kampung Cigarugak. |
Kak Terra mendampingi anak-anak memasak di Rumah KAIL. |
Kak Debby memandu anak-anak mengikuti kegiatan Hari Belajar Anak KAIL. |
Setelah kegiatan anak selesai, acara selanjutnya adalah Syukuran Hari Ulang Tahun. Acara ini dipandu oleh relawan KAIL, Kukuh Samudra. Di awal acara Syukuran, para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Di syukuran ini, Koordinator Rumah KAIL, Melly Amalia menyampaikan presentasi tentang empat belas tahun perjalanan KAIL. Acara dilanjutkan dengan pembacaan doa, serta mendengarkan musik dan lagu persembahan kawan-kawan kelompok musik Rupa Bumi. Tentu saja acara syukuran tidak akan lengkap tanpa makanan. Dalam syukuran kali ini para hadirin menikmati nasi tumpeng buatan Bu Apon dari Kampung Cigarugak.
Rangkaian acara ketiga adalah Bazaar Perlengkapan Anak-anak untuk warga Cigarugak. Sejak pukul tiga sore mereka telah berkumpul untuk mengantri kupon bazaar. Dengan kupon tersebut mereka dapat membeli barang-barang yang mereka inginkan. Barang-barang pada bazaar ini adalah barang bekas dan baru hasil sumbangan dari berbagai kalangan, yaitu: siswa-siswi SD Santa Ursula Bandung, organisasi Wanita Katolik Cabang Katedral Bandung, Perpustakaan Elmuloka, dan para penyumbang pribadi yang namanya tidak dapat kami tuliskan satu persatu di dalam tulisan ini.
Para relawan di stand peralatan sekolah. |
Penjualan baju dan perlengkapan anak |
Kegiatan bazaar ini berlangsung di lantai bawah dan atas Rumah KAIL. Di lantai bawah tersedia barang-barang dengan harga Rp.5000,- dan Rp. 10.000,-; sementara di lantai atas tersedia barang dengan harga Rp. 2000,- dan Rp. 15.000,- Para relawan individu dan dari berbagai organisasi berkontribusi besar dalam kegiatan bazaar ini mulai dari pengumpulan barang, memilah dan memberi harga, mengatur barang-barang di ruangan, melayani pembeli saat bazaar berlangsung dan membereskan kembali ruangan dan barang yang sisa setelah kegiatan.
Penjualan di stand pakaian |
Warga Cigarugak antri untuk mendapatkan kupon bazaar |
Acara bazaar ini dimeriahkan dengan door prize untuk anak-anak dengan hadiah berbagai barang menarik, termasuk sepuluh telur bebek dari kebun KAIL. Selain itu dilakukan juga lelang barang-barang istimewa dari koleksi donasi. Yang membuat kegiatan ini lebih meriah lagi adalah penampilan Kakak Giovanni Dessy Austriningrum bersama grup musik Rupa Bumi. Mereka membawakan lagu-lagu perjuangan, lagu-lagu yang menggambarkan realitas dan lagu-lagu hiburan untuk para pengunjung yang datang ke bazaar sore itu.
Tidak terasa penghujung hari telah datang. Semua pengunjung dan panitia sudah pulang ke rumah masing-masing. Anak-anak pulang dengan wajah bahagia karena telah mendapatkan barang-barang yang mereka perlukan.
Terima kasih sebesar-besarnya
untuk semua relawan,
para penyumbang,
anak-anak peserta kegiatan,
pengunjung bazaar,
dan para tamu
yang telah memeriahkan acara ini.
Sampai jumpa di kegiatan KAIL mendatang.
Selamat Ulang Tahun KAIL,
Selamat Ulang Tahun Indonesia.
Salam dari Kampung Cigarugak!
Ayam-ayam
Oleh: Any Sulistyowati
Ada tiga ekor ayam berkeliaran di Kebun KAIL. Ayam itu milik tetangga. Mereka suka bertamu di Kebun KAIL sejak sebelum lebaran yang lalu. Ayam itu cantik-cantik. Senang juga melihatnya.
Masalahnya ketika bertamu, mereka sering mencari makan di antara tanaman-tanaman di Kebun KAIL. Jadi banyak tanaman yang rusak. Satu bed jagung dan kacang tanah habis dirusaknya. Belum lagi rumput-rumput di halaman belakang. Juga tanaman ginseng habis daunnya. Hiksss….
Mudah-mudahan segera ditemukan solusi bersama yang terbaik untuk masalah ayam-ayam ini.
Ada tiga ekor ayam berkeliaran di Kebun KAIL. Ayam itu milik tetangga. Mereka suka bertamu di Kebun KAIL sejak sebelum lebaran yang lalu. Ayam itu cantik-cantik. Senang juga melihatnya.
Masalahnya ketika bertamu, mereka sering mencari makan di antara tanaman-tanaman di Kebun KAIL. Jadi banyak tanaman yang rusak. Satu bed jagung dan kacang tanah habis dirusaknya. Belum lagi rumput-rumput di halaman belakang. Juga tanaman ginseng habis daunnya. Hiksss….
Mudah-mudahan segera ditemukan solusi bersama yang terbaik untuk masalah ayam-ayam ini.
Arbein di Kebun KAIL
Oleh: Any Sulistyowati
Beberapa bulan yang lalu, Ibu Fitri dari Kelompok Belajar Bersama menghadiahkan pohon arbein ke Rumah KAIL. Pohon itu ditanam di bed depan bersama dengan bunga kertas, kangkung, kenikir dan berbagai tanaman lainnya.
Satu pohon tersebut kemudian tumbuh besar, berbunga, berbuah dan beranak pinak menjadi banyak. Bunganya kecil mungil berwarna putih. Buahnya yang muda berwarna hijau dan menjadi merah ketika menua. Rasanya asam manis. Srrrllleeppppp rasanya ketika dimakan.
Menurut Ibu Fitri, arbein in sebaiknya dibuat selai. Hmmm… untuk itu harus tunggu dulu, ya. Soalnya buah arbein di kebun KAIL jumlahnya masih terlalu sedikit kalau mau dibuat selai. Mudah-mudahan buahnya semakin banyak, ya. Terima kasih Ibu Fitri.
Beberapa bulan yang lalu, Ibu Fitri dari Kelompok Belajar Bersama menghadiahkan pohon arbein ke Rumah KAIL. Pohon itu ditanam di bed depan bersama dengan bunga kertas, kangkung, kenikir dan berbagai tanaman lainnya.
Satu pohon tersebut kemudian tumbuh besar, berbunga, berbuah dan beranak pinak menjadi banyak. Bunganya kecil mungil berwarna putih. Buahnya yang muda berwarna hijau dan menjadi merah ketika menua. Rasanya asam manis. Srrrllleeppppp rasanya ketika dimakan.
Menurut Ibu Fitri, arbein in sebaiknya dibuat selai. Hmmm… untuk itu harus tunggu dulu, ya. Soalnya buah arbein di kebun KAIL jumlahnya masih terlalu sedikit kalau mau dibuat selai. Mudah-mudahan buahnya semakin banyak, ya. Terima kasih Ibu Fitri.
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 dan Hari Ulang Tahun KAIL ke-14
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-71 dan HUT Kail ke-14, Kail akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Hari Belajar Anak
Tema: Selamat Ulang Tahun Kail, Selamat Ulang Tahun Indonesia
Minggu, 28 Agustus 2016
Pukul 09.00-12.00 WIB
Kontribusi: Rp 20.000/anak
Terbuka untuk umum (anak-anak)
Informasi dan pendaftaran:
Debby Josephine
0812 2426 1972 (Telp/SMS/WA)
Bazaar khusus untuk anak-anak Cigarugak
Pukul 15.30 – 17.30 WIBHarap membawa kantong belanja sendiri
Tempat: Rumah KAIL, Kp Cigarugak, Desa Girimekar, Kec. Cilengkrang, Kab Bandung
Peta lokasi: bit.ly/rumahkail
Kami mengundang berbagai pihak untuk bersama kami merayakan Ultah Kail, baik sebagai tamu undangan maupun sebagai relawan
Informasi dan pendaftaran sebagai undangan/relawan:
Melly Amalia
0821 2600 3635 (Telepon/SMS/WA)
Untuk mendaftar sebagai pengunjung silakan isi form pendaftaran di: http://bit.ly/2bkVWaR
Untuk mendaftar sebagai relawan, silakan isi form pendaftaran di:http://bit.ly/2bbioBM
Kamboja Kuning di Kebun KAIL
Oleh: Any Sulistyowati
Tahun lalu, seorang teman dari Jatihandap, Esti Wijayanti, memberikan stek batang kamboja kuning untuk kebun KAIL. Stek tersebut kemudian ditanam di bed depan Rumah Kail di awal musim hujan yang lalu. Stek tersebut kemudian tumbuh daunnya. Mula-mula dua buah, lalu empat dan sekarang mulai banyak.
Nah, bulan ini stek tersebut mulai berbunga. Bunga pertamanya mekar di tanggal 3 Agustus 2016 yang lalu. Hari berikutnya menyusul bunga kedua. Indah sekali. Makin lama makin banyak bunga yang mekar. Indah sekali.
Terima kasih tanah, terima kasih air, terima kasih sudah membantu menumbuhkan kamboja kuning yang cantik ini. Terima kasih, Esti.
Tahun lalu, seorang teman dari Jatihandap, Esti Wijayanti, memberikan stek batang kamboja kuning untuk kebun KAIL. Stek tersebut kemudian ditanam di bed depan Rumah Kail di awal musim hujan yang lalu. Stek tersebut kemudian tumbuh daunnya. Mula-mula dua buah, lalu empat dan sekarang mulai banyak.
Nah, bulan ini stek tersebut mulai berbunga. Bunga pertamanya mekar di tanggal 3 Agustus 2016 yang lalu. Hari berikutnya menyusul bunga kedua. Indah sekali. Makin lama makin banyak bunga yang mekar. Indah sekali.
Terima kasih tanah, terima kasih air, terima kasih sudah membantu menumbuhkan kamboja kuning yang cantik ini. Terima kasih, Esti.
Berdonasi yuuuukkkk...
Dalam rangka HUT KAIL dan juga Perayaan Kemerdekaan Indonesia yang akan kami adakan pada 28 Agustus 2016, KAIL mengajak teman-teman untuk berdonasi bagi warga di sekitar Rumah KAIL, Desa Cigarugak, Bandung, Jawa Barat.
Donasi akan digunakan untuk penjualan di bazaar dengan harga murah, dan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan di bazaar akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan KAIL bagi pemberdayaan masyarakat.
Pengumpulan donasi paling lambat Kamis 25 Agustus 2016
contact person: Navita Kristi Astuti (08112209896).
Kebun KAIL : Buah Waluh di Pohon Pete
Oleh: Any Sulistyowati
Sekitar setahun yang lalu, kami (staff KAIL) menanam pohon waluh di halaman belakang Rumah KAIL. Kami membuat rambatan dari bambu berbentuk segitiga yang menghubungkan pohon pete, pohon suren dan pohon tisuk. Kami juga memberikan pagar kawat sebagai pelindung dari ayam-ayam tetangga yang berkeliaran. Intinya pohon waluh tersebut kami jaga baik-baik agar tumbuh subur dan berbuah banyak.
Hari demi hari berlalu. Waluh sempat merambat di rambatan segitiga itu. Musim berganti. Musim penghujan berganti dengan kemarau. Daun-daun waluh berguguran. Tinggallah batangnya yang kering. Tak ada daun tersisa di rambatan segitiga. Tinggal batang yang tampak merana, tak berdaun. Sedih!
Tapi ternyata… kalau kita telusuri batang itu, maka… kita akan menemukan bahwa batang itu naik lurus, tinggi sekali, memanjat pohon pete yang menjadi rambatannya. Naik terus melampaui daun-daun pete teratas. Mencari matahari. Kemungkinan besar tingginya lebih dari enam meter karena tampak jauh lebih tinggi dari atap lantai dua Rumah KAIL. Di antara daun-daun pete yang tinggi itu tampaklah buah-buah waluh bergantungan. Banyak sekali. Yang kelihatan dari bawah dan sudah besar ada lebih dari tiga belas buah. Wah… indah sekali. Tetapi bagaimana cara panennya, ya?
Sekitar setahun yang lalu, kami (staff KAIL) menanam pohon waluh di halaman belakang Rumah KAIL. Kami membuat rambatan dari bambu berbentuk segitiga yang menghubungkan pohon pete, pohon suren dan pohon tisuk. Kami juga memberikan pagar kawat sebagai pelindung dari ayam-ayam tetangga yang berkeliaran. Intinya pohon waluh tersebut kami jaga baik-baik agar tumbuh subur dan berbuah banyak.
Hari demi hari berlalu. Waluh sempat merambat di rambatan segitiga itu. Musim berganti. Musim penghujan berganti dengan kemarau. Daun-daun waluh berguguran. Tinggallah batangnya yang kering. Tak ada daun tersisa di rambatan segitiga. Tinggal batang yang tampak merana, tak berdaun. Sedih!
Pohon waluh yang kering |
Tapi ternyata… kalau kita telusuri batang itu, maka… kita akan menemukan bahwa batang itu naik lurus, tinggi sekali, memanjat pohon pete yang menjadi rambatannya. Naik terus melampaui daun-daun pete teratas. Mencari matahari. Kemungkinan besar tingginya lebih dari enam meter karena tampak jauh lebih tinggi dari atap lantai dua Rumah KAIL. Di antara daun-daun pete yang tinggi itu tampaklah buah-buah waluh bergantungan. Banyak sekali. Yang kelihatan dari bawah dan sudah besar ada lebih dari tiga belas buah. Wah… indah sekali. Tetapi bagaimana cara panennya, ya?
Waluh di pohon pete |
[INFO KEGIATAN] Hari Belajar Anak: Kisah Sendal Rumah Mak Isah
Ada apa dengan Sendal rumah Mak Isah???
Yuk ikut menelusurinya di Hari Belajar Anak KAIL, yang akan diadakan:
Hari/tanggal: Minggu, 24 Juli 2016
Waktu: Pukul 9.00-12.00WIB
Tempat: Rumah KAIL, Kampung Cigarugak, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Peta lokasi: http://bit.ly/rumahkail
Kontribusi: Rp20.000,-/anak (Sudah termasuk snack sehat)
Informasi dan pendaftaran: Debby 081224261972
Ditunggu kedatangannya di Rumah KAIL...!!
Bunga-bunga kertas di Kebun KAIL
Oleh: Any Sulistyowati
Tahun lalu, ketika mengantar anak saya mengikuti kegiatan Membatik for Peace, saya berjalanj-jalan di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Di pinggir jalan, tumbuhlah bunga kertas aneka warna. Indah sekali. Bunga kertas yang mengering penuh dengan biji yang bisa ditanam lagi.
Nah biji-biji itu kemudian disebar di kebun KAIL. Mula-mula di bed belakang. Tetapi berhubung bed belakang kurang mendapat sinar matahari, maka tunas-tunas pohon bunga kertas tidak tumbuh maksimal alias kerdil-kerdil. Akhirnya, beberapa tunas dipindahkan ke bed depan yang lebih banyak mendapatkan sinar matahari. Tumbuhlah beberapa pohon bunga kertas.
Sekarang pohon-pohon itu mula berbunga. Ada yang putih dan ada yang merah. Ada yang mahkotanya sebaris, ada yang mahkotanya susun bertumpuk-tumpuk. Bagus sekali mewarnai bed depan. Sebentar lagi, bunga-bunga itu akan mengering. Bijinya tentu bisa ditanam lagi dan menghasilkan lebih banyak lagi bunga-bunga kertas di Kebun KAIL.
Tahun lalu, ketika mengantar anak saya mengikuti kegiatan Membatik for Peace, saya berjalanj-jalan di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Di pinggir jalan, tumbuhlah bunga kertas aneka warna. Indah sekali. Bunga kertas yang mengering penuh dengan biji yang bisa ditanam lagi.
Nah biji-biji itu kemudian disebar di kebun KAIL. Mula-mula di bed belakang. Tetapi berhubung bed belakang kurang mendapat sinar matahari, maka tunas-tunas pohon bunga kertas tidak tumbuh maksimal alias kerdil-kerdil. Akhirnya, beberapa tunas dipindahkan ke bed depan yang lebih banyak mendapatkan sinar matahari. Tumbuhlah beberapa pohon bunga kertas.
Sekarang pohon-pohon itu mula berbunga. Ada yang putih dan ada yang merah. Ada yang mahkotanya sebaris, ada yang mahkotanya susun bertumpuk-tumpuk. Bagus sekali mewarnai bed depan. Sebentar lagi, bunga-bunga itu akan mengering. Bijinya tentu bisa ditanam lagi dan menghasilkan lebih banyak lagi bunga-bunga kertas di Kebun KAIL.
Panen Kopi dari Kebun KAIL
Oleh: Any Sulistyowati
Di kebun KAIL ada beberapa pohon kopi. Dua di antaranya mulai berbuah dan buahnya mulai masak. Hari ini, 9 Juli 2016, kami memanen kopi-kopi yang sudah masak. Lumayan dapat satu piring. Kopi-kopi ini rencananya dijemur, kemudian disangrai dan ditumbuk dan kemudian diseduh menjadi minuman kopi.
Pohon-pohon kopi tersebut ditanam tiga tahun yang lalu, saat Rumah KAIL masih dibangun. Bibitnya disumbangkan oleh Pak Nas, tukang kayu yang membangun Rumah KAIL. Semua kurang lebih ada lima puluh pohon. Sayangnya, pertumbuhan pohon kopi tersebut tidak seragam. Ada yang tumbuh pesat karena berada di panas matahari, ada yang tumbuh sangat lambat karena berada di bawah kerindangan pohon dan di sela semak-semak. Kopi-kopi ini ditanam tanpa pupuk kimia dan pestisida. Jadi bisa dibilang kopi di Kebun KAIL termasuk kopi organis.
Sebelum berbuah, kopi berbunga dulu. Bunganya yang berwarna putih berumpun-rumpun. Cantiknya bak untaian melati yang menjadi hiasan mempelai perempuan. Bunga ini kemudian diserbuki oleh kupu-kupu dan menjadi buah. Buah kopi yang masih muda berwarna hijau. Lama-kelamaan warna berubah menjadi merah, ungu dan kemudian menghitam. Saat itulah kopi yang sudah tua siap dipanen.
Hmmm… tidak sabar menyeduh kopi hasil kebun Rumah KAIL.
Di kebun KAIL ada beberapa pohon kopi. Dua di antaranya mulai berbuah dan buahnya mulai masak. Hari ini, 9 Juli 2016, kami memanen kopi-kopi yang sudah masak. Lumayan dapat satu piring. Kopi-kopi ini rencananya dijemur, kemudian disangrai dan ditumbuk dan kemudian diseduh menjadi minuman kopi.
Pohon-pohon kopi tersebut ditanam tiga tahun yang lalu, saat Rumah KAIL masih dibangun. Bibitnya disumbangkan oleh Pak Nas, tukang kayu yang membangun Rumah KAIL. Semua kurang lebih ada lima puluh pohon. Sayangnya, pertumbuhan pohon kopi tersebut tidak seragam. Ada yang tumbuh pesat karena berada di panas matahari, ada yang tumbuh sangat lambat karena berada di bawah kerindangan pohon dan di sela semak-semak. Kopi-kopi ini ditanam tanpa pupuk kimia dan pestisida. Jadi bisa dibilang kopi di Kebun KAIL termasuk kopi organis.
Bunga Kopi |
Hmmm… tidak sabar menyeduh kopi hasil kebun Rumah KAIL.
Buah Kopi |
Langganan:
Postingan (Atom)