Pada tanggal 7-8 April 2015, KAIL menyelenggarakan Lokakarya Permakultur yang kedua. Lokakarya ini berlangsung di Rumah KAIL dan dipandu oleh Rio dan Dhila Baharudin (Dhila) yang pernah beraktivitas di Bumi Langit. Lokakarya ini merupakan kelanjutan dari lokakarya sebelumnya yang berlangsung pada tanggal 10 Maret 2015 yang lalu. Lokakarya ini diikuti seluruh staff dan relawan KAIL dan perwakilan dari YPBB.
Pada hari pertama lokakarya, tim fasilitator lebih banyak mereview materi yang telah diberikan dalam lokakarya sebelumnya. Fasilitator mengulangi beberapa prinsip dalam permakultur, menambahkan dengan berbagai contoh dan hal-hal penting yang belum sempat tuntas terbahas dalam lokakarya sebelumnya.
Materi penting yang menjadi pokok bahasan adalah tentang zonasi dan tahapan-tahapan membangun permakultur, mulai dari membangun kesuburan tanah sampai merancang siklus materi tertutup yang bertujuan untuk mengembalikan keragaman dan kekayaan nutrisi tanah, keanekaragaman hayati, keragaman dan kombinasi tanaman yang dapat bekerjasama untuk memperkaya kesuburan tanah dan kombinasi tanaman tersebut. Fasilitator juga mempresentasikan berbagai teknik mengkompos yang dapat dipilih untuk diterapkan di setiap zona, antara lain teknik Hagel, yang menggunakan lapisan susunan karbon kering, hijauan, dan tanah lokal untuk mengembalikan kesuburan tanah dan juga membangun rumah cacing.
Selain itu, fasilitator juga menunjukkan prinsip-prinsip pengelolaan kebun, dengan menyesuaikan dengan aliran air, cahaya, dan angin. Semua itu dikelola untuk memaksimalkan efek perbaikan alam, yang menjadi sumber kehidupan pertanian yang akan dibangun.
Pada hari selanjutnya, para peserta dibagi menjadi 5 kelompok kerja. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk mendesain permakultur di lokasi yang berbeda, yaitu, sebelah depan, belakang, kiri, kanan rumah KAIL serta satu lokasi tambahan di dekat sungai. Mereka mendata apa saja yang dibutuhkan oleh Rumah KAIL dan kemudian merancang permakultur berdasarkan kondisi alam lokal untuk memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan Rumah KAIL. Desain dibuat dalam bentuk gambar dan dipresentasikan di pleno untuk mendapatkan masukan dari anggota kelompok yang lain dan disinkronisasi dengan desain kelompok masing-masing.
Setelah itu, para peserta kembali ke kelompok masing-masing dan memutuskan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dalam dua jam ke depan. Kelompok-kelompok dapat bergabung untuk bekerja di salah satu kelompok. Akhirnya terbentuk empat kelompok kerja. Masing-masing kelompok membuat bed kreasi masing-masing. Sisi bed dibuat dari genteng bekas yang sudah tidak digunakan di Rumah KAIL. Di dalam bed tersebut disusun karbon kering, dedaunan hijau dan tanah yang semuanya diambil dari sekitar Rumah KAIL. Di dalam beberapa bed, sudah dibuat rumah cacing.
Meskipun melelahkan para peserta bekerja dengan gembira dan penuh semangat. Para peserta saling membantu kelompok lainnya dalam bentuk barter sumberdaya dan tenaga kerja. Selesai bekerja para peserta berkumpul kembali di Ruang Tengah dan berbagi pengalaman prakteknya. Setelah itu dilakukan diskusi mengenai tindaklanjut dari lokakarya ini. Para peserta dari KAIL bertanggung jawab untuk memelihara bed masing-masing. Untuk kepraktisan, ada kemungkinan tidak semua yang sudah dituliskan/digambarkan dalam rancangan dapat langsung dilaksanakan. Tim KAIL akan mendiskusikan dan mengambil keputusan sesuai perkembangan kondisi lapangan. Materi selanjutnya dari lokakarya Permakultur ini akan diselenggarakan pada tanggal 12-13 Mei 2015 yang akan datang dengan pokok bahasan pembibitan dan persemaian.
***