Pada tanggal 2 – 8 Desember 2013, Tim KAIL yang beranggotakan David Ardes Setiady dan Selly Agustina menjadi salah satu pemateri tentang Cara Berpikir Sistem untuk program Climate Smart Leaders Camp 2013 (disingkat CSL Camp 2013). Acara CSL Camp 2013 merupakan program tahunan Yayasan Pembangunan Berkelanjutan yang bertujuan untuk memperkenalkan isu pembangunan berkelanjutan (sustainable development) kepada para anak muda Indonesia sehingga dapat sedini mungkin mengambil tindakan untuk perubahan yang lebih baik. CSL Camp 2013 merupakan angkatan ke-4 semenjak diadakan pada tahun 2010. Para peserta CSL dibagi ke dalam 2 kategori yaitu : kategori pelajar SMU dan kategori mahasiswa.
CSL Camp 2013 mengambil lokasi di kampus IPB Darmaga, di mana menjadi lingkungan yang cukup mendukung pembelajaran para peserta tentang isu pembangunan berkelanjutan, secara khusus tentang perubahan iklim. Tim KAIL mengisi pada hari ke-2 yakni pada tanggal 3 Desember 2013 untuk memperkenalkan Cara Berpikir Sistem (disingkat CBS) kepada para peserta. Dengan memperkenalkan CBS, para peserta diharapkan bisa mengukur dampak dari project yang mereka rancang setelah memetakannya ke dalam Causal Loop Diagram.
David Ardes Setiady menjadi fasilitator utama untuk memperkenalkan CBS kepada para peserta, dibantu oleh Selly Agustina sebagai co-fasilitator. Sementara juga ada Annye Meilani dari YPB dan Michael Zakarias sebagai pementor kelompok.
Para peserta CSL berkenalan dengan istilah-istilah : indikator, behavior over time diagram (BOT), Causal Loop Diagram (CLD), reinforcing loop, balancing loop, S/O.
Para peserta sedikit mengalami kesulitan untuk memetakan project yang telah mereka rancang, namun dengan bimbingan dari para pementor, mereka mulai memahami indikator-indikator yang harus mereka susun.
Pembelajaran tentang CBS mengantarkan mereka untuk memahami materi-materi yang lain tentang pembangunan berkelanjutan, serta melihat kompleksitas persoalan yang ada di lapangan. Namun, kiranya pengalaman ini menguatkan mereka dalam melaksanakan project di lapangan dan ke depannya mereka bisa menjadi pemimpin yang menentukan kebijakan bagi Indonesia.